Kamis, 19 Agustus 2010

POLA STRATEGI KOMUNIKASI GURU DI KELAS RSBI

Salah satu ciri has dari program KRBI (Kelas Rintisan Bertaraf Internasional), SNBI (Sekolah Nasional Bertaraf Internasional), atau istilah sekarang diganti lagi menjadi RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), yang merupakan program permintah, melalui Departemen Pendidikan Nasional, dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kompetisi global, adalah bahasa Inggris digunakan sebagai salah satu bahasa pengantar (a medium of instruction) dalam proses belajar mengajar MIPA (Matematika dan IPA). Penggunaan bahasa Inggris ini tidak terlepas dari fakta bahwa bahasa inggris adalah bahasa dunia dan alat untuk membuka kran kompetisi global. Selain itu, menguasai bahasa Inggris memungkinkan guru dan murid mengakses dan memahami materi-materi dalam bahasa Inggris. Dengan kata lain, kunci sukses di era global ini adalah penguasaan bahasa Inggris secara lisan dan tulis.
Dalam kontek penggunaan bahasa Inggris di kelas RSBI, guru diharapkan menggunakan bahasa Inggris dalam membuka pelajaran, menerangkan materi, memberi pertanyaan, memberi perintah, memberi contoh, menutup pelajaran dan lain-lain. Pada waktu bersamaan, murid juga diharapkan bertanya, menjawab, dan mengerjakan latihan-latihan dalam bahasa Inggris. Dengan kata lain, guru dan murid beriteraksi dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk mencapai tujuan belajar. Dalam tulisan ini, penulis akan mengangkat isu yang berhubungan dengan strategi komunikasi guru dalam mengajar MIPA menggunakan bahasa Inggris di kelas RSBI. Tulisan ini berdasarkan hasil penelitian (studi kasus) di salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Malang Jawa Timur. Penelitian tersebut dilakukan di tiga mata pelajaran: Matematika, Kimia dan Biologi dengan tiga instrument: observasi, wawancara dan kuesioner.
Strategi komunikasi dalam kontek ini adalah strategi guru MIPA dalam menyampaikan materi MIPA pada siswa dengan menggunakan bahasa Inggris. Tujuan penggunaan strategi secara umum adalah agar siswa memahami apa yang disampaikan guru. Fakta menunjukkan ada tiga strategi komunikasi yang dipakai guru Matematika, Kimia, dan Biologi dalam proses belajar mengajar. Tiga strategi ini meliputi penerjemahan, pindah bahasa, dan pengulangan.
Penerjemahan
Dalam penerjemahan ini, guru menerjemahkan kata, frase, dan kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Polanya adalah pertama guru menjelaskan materi, memberi pertanyaan, atau memberi perintah dalam bahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ada dua tipe penerjemahan dalam pola ini: penerjemahan sebagian dan penerjemahan penuh. Penerjemahan sebagian adalah guru menerjemahkan sebagian kalimat yang dianggap penting dan sulit dipahami siswa ke dalam bahasa Indonesia. Biasanya kalimat bahasa Inggrisnya panjang, berbentuk klausa, dan berisi konsep, teori atau formula. Selain itu, dalam penerjemahan ini, sumber bahasa Inggrisnya berasal dari materi yang telah dipersiapkan sebelumnya di handout atau worksheet. Guru hanya menyampaikan materi yang ditulis dalam bahasa Inggris dengan benar. Jadi guru tidak membuat atau menghasilkan kalimat bahasa Inggris sendiri. Tujuan penerjemahan ini adalah agar siswa mudah memahami konsep atau materi yang diajarkan. Jadi disini, siswa mengalami kesulitan konsep dan bahasa yang dipakai pada konsep tersebut.
Kedua, guru menerjemahkan semua kalimatnya ke dalam bahasa Indonesia. Kalimat bahasa Inggrisnya biasanya berbentuk kata, frase atau kalimat sederhana. Yang kedua ini, guru sendiri lebih banyak yang membuat bahasa sumbernya, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa inggris. Namun, kadang kalimat yang dibuat guru salah secara gramatika dan membingungkan, sehingga siswa sulit menangkap maksudnya. Oleh karenanya, tujuan penerjemahan ini adalah memberi kemudahan pada siswa untuk memahami materi, pertanyaan, atau perintah secara langsung bukan dikarenakan konsep itu sendiri, melainkan bahasa yang dipakai guru membingungkan.
Dari segi manfaat, strategi penerjemahaan ini efektif dan membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Bagi guru, penerjemahan tidak memakan waktu lama dan langsung. Guru bisa langsung menerjemahkan kalimat sumbernya ke dalam bahasa Indonesia. Konsep, teori, formula atau istilah bisa langsung disampaikan waktu itu juga tampa harus mencari cara lain. Bagi siswa, cara ini membantu mereka memahami konsep atau materi secara langsung dan mudah. Mereka tidak perlu berfikir dua kali atau menerjemahkan terlebih dahulu bahasa Inggrisnya. Sebanyak 44.4% siswa berpendapat bahwa penerjemahan sangat membantu mereka untuk memahami materi atau konsep yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Ini indikasi bahwa penerjemahan menjadi cara yang paling banyak diharapkan dalam proses belajar dan mengajar.
Pindah Bahasa
Cara yang kedua adalah pindah bahasa. Pindah bahasa ini adalah penggunaan dua bahasa (Inggris dan Indonesian) dalam satu kalimat atau klausa. Fakta menunjukkan bahwa selain penerjemahan, guru MIPA juga menggunakan pindah bahasa dalam proses belajar mengajar untuk memudahkan siswa memahami konsep atau materi yang disamapaikan dalam bahasa Inggris. Alur pindah bahasa ini yaitu pertama guru menggunakan bahasa Inggris, karena ada kesulitan, kemudian dilanjutkan dengan bahasa Indonesia. Kesulitan ini terjadi ketika guru menyampaikan materi, memberi pertanyaan, atau memberi perintah dalam bahasa Inggris pada siswa. Di tengah jalan, guru mengalami kesulitan, yaitu mereka tidak menemukan kata atau istilah bahasa Inggrisnya. Dalam keadaan darurat, guru akhirnya menggunakan kata atau istilah bahasa Indonesia untuk melanjutkan penjelasannya.
Pada dasarnya cara ini juga membantu guru dan siswa. Guru terbantu ketika mereka kesulitan menggunakan kata bahasa Inggris yang tepat. Tanpa mengurangi atau menghambat pemahaman siswa, guru bisa tetap melanjutkan materi yang disampaikan. Begitupula siswa, mereka tidak terhambat untuk memahami apa yang disampaikan guru. Sebanyak 25.92% siswa berpendapat bahwa pindah bahasa juga membantu mereka untuk memami materi dalam bahasa Inggris. Ini merupakan gambaran bahwa pindah bahasa bisa diaplikasikan dalam proses belajar mengajar. Namun, perlu diingat bahwa cara ini bukan semata-mata karena siswa, tapi karena guru yang tidak bisa mengunakan kata atau istilah yang sebenarnya dalam mengajar. Dengan kata lain, cara ini terbatas hanya ketika guru mengalami kesulitan.
Pengulangan
Cara berikutnya adalah pengulangan. Yaitu guru mengulangi kata, frase atau kalimat bahasa Inggrisnya berkali-kali. Biasanya pengulangan ini terjadi ketika guru menjelaskan konsep, memperkenalkan istilah baru, memberi pertanyaan, dan memberi perintah. Ada dua tujuan pengulangan yang dilakukan guru. Pertama adalah pengulangan untuk memberi penekanan pada kata atau istilah-istilah dan konsept tertentu yang sangat penting. Penekanan ini akan memberikan kemudahan pada siswa untuk mengenali dan memahami makna dari istilah tersebut. Kedua adalah pengulangan karena adanya kesulitan dan kebingungan dari bahasa Inggris guru. Ini banyak terjadi ketika guru memberi pertanyaan tentang materi. Sering kali guru harus mengulangi pertanyaannya karena siswa tidak memahami bahasa dan maksudnya.
Strategi ini juga membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Seperti yang telah dijelaskan di atas, guru terbantu ketika ingin memberikan penekatan pada siswa dari istilah dan konsep tertentu yang penting dengan cara pengulangan. Selain itu, guru juga bisa membuat materinya mudah dipahami dengan cara diulangi. Bagi siswa, mereka bisa lebih mengetahui istilah atau konsep yang ditekankan termasuk pertanyaaan yang kurang dipahami. Sekitar 18.5% siswa beranggapan bahwa pengulangan juga membantu mereka untuk memahami materi dalam bahasa Inggris. Ini berarti pengulangan bisa dipakai dalam pembelajaran.
Namun, kelemahan cara ini adalah guru perlu waktu lama untuk mengulangi kata, frase atau kalimatnya. Sangat sulit atau tidak mungkin guru akan mengulangi setiap kata atau kalimat yang dirasa sulit dipahami siswa.
Kesimpulan
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga strategi komunikasi guru MIPA dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa Inggris di kelas. Tiga strategi ini bisa dibilang membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dari tiga strategi, penerjemahan nampaknya yang paling efektif dalam hal penyampaian materi atau konsep pelajaran dan membantu pemahaman siswa. Penerjemahan bersifat langsung dan tepat, karena apa yang disampaikan guru bisa langsung dipahami siswa pada waktu itu juga. Siswa tidak perlu berfikir dua kali atau menerjemahkan bahasa Inggris guru untuk memahami materi.
Namun perlu diingat bahwa penerjemahan tidak bagus ketika dikaitkan dengan pengembangan bahasa siswa. Ketika guru menggunakan penerjemahan, ada kecenderungan siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Mereka lebih memilih versi bahasa Indonesianya. Hal sama juga terjadi jika pindah bahasa digunakan, siswa akan sering menjumpai kata atau istilah yang di-Indonesiakan. Sebaliknya, pengulangan sangat baik untuk pengenalan kata atau istilah baru pada siswa.
Saran
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pengembangan selanjutnya. Pertama, berkaitan dengan program RSBI, guru MIPA disarankan lebih meningkatkan kemampuan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan guru berbahasa Inggris yang baik akan dapat mendukung program biligual dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris. Semakin baik grammar, banyak kosa kata, dan lancar, semakin mudah guru dalam penyampaian materi. Peningkatan ini bisa dilakukan dengan cara kursus dan in house training yang lebih intensif di tingkat sekolah, regional atau nasional. Kedua, sehubungan dengan strategi komunikasi yang dipakai, para guru MIPA disarankan untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan masing-masing stretegi di atas. Penggunaan strategi harus ditetapkan berdasarkan efisiensi waktu yang digunakan dan kemudahan langsung dan manfaat bagi guru dan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar