Kamis, 19 Agustus 2010

Melejitkan Potensi Anak Lewat Enneagram

Enneagram (baca: eni-e-grem), suatu tipologi kepribadian berawal dari Timur Tengah yang kemudian diadaptasi oleh Oscar Ichazo dan Claudio Naranjo pada tahun 1970-an. Dewasa ini minat terhadap Enneagram menyebar pesat di Amerika Serikat dan beberapa Negara lain.
Teori Enneagram membagi individu dalam kesembilan tipe, dengan tingkat yang berbeda-beda. Kesembilan tipe tersebut berurutan dari tipe satu sampai tipe kesembilan yaitu, Perfeksionis, Penolong, Pengejar Prestasi, Romantis, Pengamat, Pencemas, Petualang, Pejuang, Pendamai. Satu tipe bersifat primer (titik pusat Enneagram), dan lainnya merupakan sekunder (sayap). Sayap merupakan angka di kiri dan kanan angka Enneagram, sedangkan panah adalah tipe di ujung garis yang menghubungkan tiap-tiap angka.
Kecondongan yang tanpa disadari pada sayap dan bergerak mengikuti panah akan menimbulkan variasi dalam tiap tipe, misalnya seorang bertipe empat (Romantis) yang condong pada sayap lima (Pengamat) kemungkinan bersifat introvert, sementara jika condong pada sayap tiga (Pengejar Prestasi), kemungkinan menjadi ekstrovert. Dalam penggunaannya, manusia bisa bergerak secara sadar ke arah sayap dan panah untuk menguatkan karakter dan kemampuan tertentu.
Tipe kepribadian enneagram terbagi dalam 3 kelompok utama, yaitu Tipe 2,3 dan 4 dalam pusat jantung dan terkait dengan perkara citra dan hubungan
Tipe 5, 6, 7 berada dalam pusat kepala yang terkait dengan perkara rasa takut, tipe 8, 9 dan 1 berada dalam pusat perut dan terkait dengan perkara kemarahan
Pembelajaran pada kelas besar, akan tampak sangat ruwet jika guru belum dapat mengenal karakteristik siswa. Kelas dengan banyak murid 30- 40 siswa dengan guru 1 tentunya kan sangat membingungkan Guru, terutama saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu diperlukan pendekatan individual dengan enneagram untuk mengetahui potensi diri dari setiap siswa.
Misalnya ketika diskusi berlangsung, ada anak yang diam saja, mengamati only, ada anak yang berlarian, ada anak yang bertengkar dengan temannya yang lain tentu itu banyak faktor yang menyebabkannya. Nah enneagram ini membantu sejak dini para guru untuk dapat mengenal siswanya.
Dalam diskusi, ketika ada anak yang asyik mengamati, ada yang sibuk bertengkar, adalah dengan upaya pendekatan guru melalui type anak itu, misal anak tipe 1, perfeksionis, yang yakin bahwa hanya ada satu cara yang benar, untuk melakukan sesuatu, dia akan cenderung kesal dengan teman-temannya yang type 8, pejuang, (type ini anak akan melakukan berbagai cara untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ada), bedanya dengan tipe 1, tipe 8 melihat berbagai peluang untuk menyelesaikan problem yang didiskusikan, kemudian type 6, pencemas, tipe anak yang dalam diskusi sering kali tertahan dalam pemikiran dan kecemasan, dan tidak mendapatkan kesimpulan,cenderung hati-hati dalam bersikap, takut apabila salah, tidak diterima, dan memliki temperamen yang berubah-rubah sesuai kondisi.
Nah apabila ketiga tipe tersebut ada dalam 1 kelompok diskusi, tentunya akan terjadi banyak permasalahan, yang satu ingin solusi A, yang 1 ingin solusi A, B, C dan yang lain sibuk dengan kecemasan dalam dirinya.
Nah dengan mengenal berbagai tipe ini diharapkan Guru mampu action mengarahkan ke arah positif cara berfikir mereka sesuai dengan tipe-tipe yang mereka miliki, tanpa menghilangkan ke’uniq’kan dalam diri mereka. Tetap menjunjung ke’uniq’an dan juga mem-bludak-kan kompetensi yang mereka miliki
Tujuan menggunakan Enneagram pada anak-anak adalah membantu kita (sebagai pendidik) mengalami diri atau semangat dasar anak dengan mengembangkan kesadaran kita akan tipe dan karakter yang ada. Dengan demikian kita tidak memaksakan suatu pembelajaran baik berupa substansi materi maupun cangkang pembelajaran (metode, gaya belajar, pendekatan) pada anak, karena sesungguhnya tiap anak memiliki karakteristik yang sangat unik.
Now, Misi kita adalah me’ledak’kan kompetensi Generasi Penerus untuk menjadi Agent Of Change, menuju Kebangkitan Bangsa, karena sesungguhnya kita semua adalah Pendidik. Pendidik bagi diri sendiri dan orang lain di sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar