Kamis, 19 Agustus 2010

Kecerdasan Gerak; Potensi yang Kerap Terabaikan

Gardner, pencetus teori Multiple Intelligence, menyebut bila sebenarnya tidak ada anak bodoh atau pintar. Yang ada adalah anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Sebab kecerdasan seseorang tidak terbatas, setiap orang mempunyai berbagai macam kecerdasan tetapi dengan bobot yang berbeda-beda. Ada yang lemah di satu sisi, tetapi sangat kuat di sisi lain.
Kecerdasan multiple dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu keturunan (bawaan, genetik) dan lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus. Orangtua yang cerdas anaknya cenderung cerdas pula jika faktor lingkungan pengembangan kecerdasan sejak dalam kandungan, masa bayi dan balita.
Walaupun kedua orangtuanya cerdas tetapi jika lingkungan tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi (karena tidak ada kesempatan/hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas bila kebutuhan untuk pengembangan kecerdasannya bisa tercukupi.
Ada tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan, (1) Kebutuhan fisik-biologis (untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik). Kebutuhan ini mensyaratkan tercukupinya gizi sejak dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan keterampilan fisik untuk melakukan aktivitas seharĂ­-hari;
(2) Kebutuhan emosi-kasih sayang, terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan kasih sayang; dan (3) Kebutuhan stimulasi dini yang meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua sistem sensorik dan motorik.
Olah raga bisa menstimulasi dan mengembangkan seluruh kecerdasan anak, namun sangat disayangkan banyak yang mengabaikannya. Banyak orang tua yang merasa begitu khawatir jika anaknya tidak mendapat rangking di sekolah, sehingga berbagai upaya dilakukan, seperti mengikutkan anak pada bermacam-macam les agar bisa masuk peringkat atas di sekolahnya.
Orang tua lupa bahwa aktivitas gerak merupakan perantara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan persepsi motorik. Dengan menguasai kegiatan motorik, pada diri anak akan timbul rasa senang dan percaya diri karena dapat berprestasi. Lewat olah raga pula, anak akan belajar bersaing, meningkatkan harga diri, belajar spotif dan keterampilan sosial.

Melalui olah raga anak bisa belajar sebab olah raga dapat memengaruhi aspek kognitif dan emosi-sosial anak. Secara naluri anak cenderung selalu aktif bergerak, mereka bergerak didasari oleh rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Aktivitas motorik pada anak akan tumbuh seiring proses tumbuh kembang yang mereka lalui. Kemampuan motorik akan berkembang sejauh pengalaman dari lingkungan.
Tubuh yang selalu aktif bergerak, ternyata tidak hanya bisa memberi pengaruh positif pada kondisi fisik, Ada pengaruh pada psikologis, intelektual, dan sosialnya. Anak-anak pun akan mempelajari segala macam yang ada melalui aktivitas motoriknya sesuai dengan tahapan perkembangan psikomotornya. Anak yang mendapat lingkungan kondusif akan menjadikannya sebagai anak yang aktif, bugar, kreatif, dan terampilan.
Anak cerdas gerak mempunyai intuisi alami dalam mengoptimalkan kemampuan fisiknya dan mengeksplorasi dunianya melalui interaksi dengan ruang. Anak cerdas gerak (kinestetik) biasanya menunjukkan kemampuan dan keterampilan gerak yang melebihi kemampuan anak seusianya. Anak cerdas gerak menampilkan integrasi yang baik antara pikiran dan tubuh secara bersamaan untuk mencapai suatu tujuan, karena berkaitan dengan keterampilan motorik, tidak saja menyangkut hanya gerakannya tetapi juga pemikirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar